SITANGGANG.net
Memperkuat hubungan antar negara melalu kerja sama di bidang keamanan dan keselamatan laut, Bakamla RI (Indonesia Coast Guard) dan Australia Border Force (ABF) melaksanakan 4th Senior Officials Meeting (SOM). Kegiatan ini merupakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri pucuk pimpinan dari kedua instansi.
Pertemuan yang telah diselenggarakan keempat kalinya ini, secara khusus membahas rencana kerja sama operasi, pembangunan kapabilitas dan pelatihan personel, pertukaran informasi, serta kerja sama lainnya yang dapat dilakukan di tahun 2022.
Diawali dengan sambutan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia, S.Sos., M.M. yang menyampaikan hasil dari kerja sama dalam satu tahun ini. Salah satunya, keberhasilan dalam penyelenggaraan kegiatan Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) pada 15 Juni silam yang turut mengundang 35 delegasi manca negara secara hybrid (daring dan luring). MSDE juga merupakan bagian dari implementasi capaian dalam forum Head of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).
Selain itu, Operasi Gannet Ke-5 juga terlaksana dengan sukses, yang turut didukung pula oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebagian besar kegiatan di tahun ini masih terkendala Pandemi Covid-19, namun Bakamla RI dan ABF berusaha mencari jalan keluar terbaik agar kegiatan yang telah direncanakan dapat terealisasi.
“Meskipun kita telah memiliki daftar pencapaian yang luar biasa, namun saya yakin bahwa masih ada daftar yang lebih panjang yang dapat kita capai dengan terus meningkatkan kerja sama ini, khususnya untuk menjaga keamanan dan keselamatan maritim di kedua negara di masa yang akan datang”, ujar Laksdya TNI Aan Kurnia.
Selanjutnya Laksdya TNI Aan Kurnia memulai pertemuan dengan menjelaskan hasil evaluasi implementasi Record of Discussion (ROD) Senior Officials Meeting ke-3 dengan ABF, dimana beberapa program kerja sama harus mengalami penyesuaian karena dampak dari Covid-19. Salah satunya adalah study visit oleh Maritime Border Command (MBC) ke Command Center Bakamla RI untuk meninjau kesempatan pengembangan laporan maritime domain awareness antara ABF dan Bakamla RI.
“Meskipun kita memiliki kesulitan untuk mengimplementasikan ROD, kami tetap bersyukur bahwa kerja sama antara ABF dan Bakala RI tetap kuat dan berhasil menemukan alternatif terbaik untuk tetap terlaksana”, ucap Laksdya TNI Aan Kurnia.
Lebih lanjut, pertemuan juga membahas rencana kerja sama yang akan dilaksanakan di tahun 2022. Program yang direncanakan antara lain: tindak lanjut terhadap program-program yang tertunda karena pandemi Covid-19; Operasi Gannet Ke-6 yang melibatkan Bakamla RI, ABF, KKP dan Bea Cukai; pelatihan dan pembangunan kapabilitas personel melalui Maritime Enforcement Faculty ABF di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC); penyelenggaraan MSDE tahun 2022; serta tindak lanjut pertukaran informasi di bidang keamanan maritim yang meliputi pertukaran jalur informasi, standarisasi kapabilitas personel, dan integrasi sistem informasi atau pemantauan keamanan dan keselamatan laut.
Pada kesempatan ini pula, Commissioner Vice Admiral Michael Outram APM mendiskusikan perihal penelitian dari United Nations of Drugs and Crime (UNODC) terkait jalur laut yang berpotensi marak akan tindak penyelundupan narkotika. Selain itu, pemantauan pergerakan kapal-kapal yang mencurigakan juga menjadi perbicangan hanget dalam pertemuan ini.