Tuak dan tambulnya | ist |
SITANGGANG.net - Samosir
Penyakit gula atau Diabetes merupakan penyakit yang kerap terjadi pada manusia, faktor makanan dan gaya hidup menjadi penyebab utama, tubuh dihinggapi penyakit ini.
Tak bisa dipungkiri bahwa jenis penyakit ini merupakan penyakit yang cukup ditakuti. Karena saat ini banyak juga kematian diakibatkan oleh penyakit yang membuat kadar gulokosa berlebih dalam darah.
Umunya manusia yang terkena penyakit gula akan mengalami gejala sering kesemutan pada kaki dan tangan atau istilahnya neuropati, kemudian sering buang air kecil serta terlalu sering mengalami kehausan.
Saat ini di Samosir banyak rumor mengkaitkan Tuak dapat mengatasi atau memperlambat pertumbuhan penyakit gula. Tuak dianggap dapat mengurangi keluhan atas penyakit gula yang diderita.
“Minum tuak, satu atau dua gelas sehari dapat mengurangi efek dari penyakit gula. Apalagi, tuak ternyata mampu memberi kesan persaudaraan diantara peminum tuak” kata Sitanggang salah seorang warga samosir, Kamis (08/07).
Kendati demikian, belum ada satupun riset atau penelitian di dunia yang menyebutkan tuak minuman beralkohol rendah itu menjadi obat untuk mengatasi penyakit Diabetes Melitus.
Bukan Tuaknya tapi Campurannya
Tuak yang berasal dari nira aren yang diragikan dan menjadi minuman favorit di kalangan warga tapanuli memiliki campuran dari kulit Kayu Raru. Dibuatnya raru sebagai campuran, tujuan sebenarnya adalah agar terjadi peragian. Kulit kayu inilah yang dipercaya sebahagian masyarakat tapanuli sebagai obat herbal dalam mengatasi diabetes.
Menurut peneliti tumbuh tumbuhan yang pernah dilakukan, kulit kayu raru ini diidentifikasikan dengan Cotylelobium sp. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kulit pohon raru memiliki senyawa aktif flavonoid, tanin dan saponin yang memiliki aktivitas hipoglikemik atau menurunkan kadar gula darah.
Saponin merupakan senyawa yang larut dalam air, yang secara umum digunakan sebagai sumber antibakteri dan virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.
Hal itulah yang menyebabkan tuak disebut-sebut sebagai obat diabetes, padahal sebenarnya, kandungan campuran yang ada pada proses pembuatan tuak tersebut yang memiliki potensi mengurangi kadar gula dalam darah. (MS)