Nilai tukar dollar menurut dikutip dari Google hari ini, Jumat (12/10/2018) pukul 11.59 Wib |
Sejak pagi tadi sampai saat ini rupiah terus memperlihatkan penguatan terhadap nilai tukar dollar Amerika. Bahkan dikutip situs CNBC, Jumat (12/10/2018), rupiah masuk pada level tertinggi kinerjanya di Asia.
Pada Jumat (12/10/2018) pukul 09:11 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.175. Rupiah menguat 0,36% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Kemudian pada pukul 11.59 Wib rupiah kembali menguat dengan nilai Rp. 15.172 per dollar.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,2%. Seiring perjalanan pasar, penguatan rupiah semakin nyata. Tanda-tanda rupiah akan menguat sudah terlihat sebelumnya di pasar Non-Delivarable Forwards (NDF).
Kemarin, rupiah mengakhiri sesi perdagangan dengan depresiasi 0,21%. Mata uang Asia lainnya juga melemah, tetapi rupiah menjadi yang terlemah di Benua Kuning.
Meski demikian, hari ini rupiah kembali bangkit. Dengan penguatan 0,36%, rupiah jadi mata uang menjadi yang terbaik di Asia.
Pagi ini, mata uang utama Asia bergerak variatif di hadapan greenback. Selain rupiah, mata uang lain yang menguat adalah rupee India, ringgit Malaysia, dolar Singapura, dan baht Thailand.
Masih menurut CNBC, Penguatan rupiah pagi ini didukung oleh sentimen di bidang perdagangan. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca perdagangan pada September akan membaik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Bahkan bukan tidak mungkin bisa mencatat surplus.
"Berdasarkan hasil pengumpulan data terakhir, pada September diperkirakan defisitnya akan jauh berkurang bahkan terdapat kemungkinan surplus dalam jumlah kecil. Ini karena impor menurun signifikan," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah.
Artinya, ada harapan transaksi berjalan (current account) Indonesia ikut membaik. Transaksi berjalan menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa.
Dengan potensi surplus perdagangan pada September, maka defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 kemungkinan bisa melandai. Memang sulit membalikkannya menjadi surplus, tetapi setidaknya ada perbaikan walau kecil.
Ini membuat pelaku pasar lebih optimistis dalam memandang Indonesia. Investor pun memberikan apresiasi dan rupiah mampu menguat.
Sementara dari luar negeri, juga ada angin segar berupa kemungkinan pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di KTT G20 di Argentina bulan depan. Wall Stret Journal melaporkan, Gedung Putih sedang mengatur pertemuan kedua pemimpin tersebut.
Pelaku pasar sangat berharap ada gencatan senjata dalam perang dagang AS-China. Sebab perang dagang kedua raksasa ekonomi dunia ini dapat melemahkan perekonomian global. Pertemuan Trump-Xi diharapkan mampu memecah kebuntuan dan melahirkan komitmen bersama untuk mengakhiri friksi dagang.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar bergairah dan berani mengambil risiko. Aset-aset aman seperti dolar AS dan yen Jepang ditanggalkan untuk masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang. Hasilnya adalah rupiah cs mampu menguat. (S2)