Ratna Sarumpaet | net |
Sitanggang Pos
Seminar Gerakan Selamatkan Indonesia yang akan turut dihadiri aktivis Ratna Sarumpaet mendapat penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat di Bandara Hang Nadim, Batam. Ormas tersebut diantaranya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jogo Boyo, Melayu Raya, Gagak Hitam, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia Ibnu Sina Batam.
Panglima Pasukan Adat Melayu Udin Pelor menyebutkan, alasan ditolaknya kegiatan yang diketuai oleh Ratna Sarumpaet itu karena dianggap membawa politik pecah belah.
"Tidak mau Batam (Tanah Melayu) menjadi korban politik pecah belah," Kata Udin di Gerbang pintu keluar Bandara Hang Nadim Batam, Minggu (16/9) sebagaimana dilansir situs merdeka.com.
Masyarakat Batam kata Udin, sebenarnya tidak melarang melakukan seminar asalkan materi yang disampaikan tidak membuat masyarakat terbelah.
"Siapapun yang datang masyarakat Batam terbuka, asal jangan memecah belah," kata Udin.
Menurutnya, Ratna Sarumpaet dan rombongan pantas untuk ditolak karena masyarakat khawatir akan menggelar aksi deklarasi 2019gantipresiden yang berujung pada kerusuhan.
"Tidak ada pelarangan politik yang jelas jangan seperti deklarasi 2019gantipresiden," katanya.
LSM lainnya, Forum kepemimpinan Mahasiswa Kepri Andrian meminta Ratna Sarumpaet untuk tidak menginjakan kaki ke Batam. Karena, ia tidak ingin keamanan Kota Batam akan tergangu jika Ratna Sarumpaet datang.
"Kami minta Ratna pulang, jangan rusak kondusifitas Kota Batam," tandasnya.
"Kami ini sepakat bahwa, jangan ada pihak luar Batam untuk upaya pemecah belah masyarakat Batam yang aman ini," pungkasnya. (mdk/S)