Sitanggang Pos
Pasca penembakan yang terjadi di sekolah Marjory Stoneman Douglas HighSchool meninggalkan bekas yang sangat mendalam bagi para murid. Kejadian itu menewaskan 17 murid di sekolah itu.
Kini, saat mereka mulai masuk ke sekolah, mereka (murid-red) terlihat menangis, cemas namun ada juga yang tampak semangat.
Puluhan polisi menyapa 'Selamat Pagi' kepada murid yang berdatangan, sementara sejumlah alumni dan warga sekitar sengaja datang untuk memberikan dukungan. Beberapa warga memberikan bunga kepada para murid sementara polisi membawa spanduk yang bertuliskan dukungan kepada sekitar 3.000 murid sekolah.
Salah seorang siswa Lyliah Skinner kepada BBC mengatakan, dia dan rekan-rekannya tidak akan memulai pelajaran hari ini. Sebab dirinya masih cemas jika akan terjadi lagi penembakan. Menurutnya dia datang sebagai bentuk penyembuhan.
Pegiat anti senjata api David Hogg, juga mengaku tidak tenang. "Amat sulit untuk memikirkan yang terjadi dua pekan lalu. Bayangkan berada dalam sebuah pesawat yang mengalami kecelakaan dan kembali ke pesawat yang sama, kembali dan kembali lagi, dan mengharapkan belajar dan bertindak seperti tidak ada yang salah," katanya kepada NBC News.
Sedang Lauren Hogg, kepada CNN mengaku ketakutan 'kembali ke dalam kelasnya dan melihat kursi kosong tempat teman-temannya dulu duduk'. Namun banyak juga siswa yang datang dengan penuh semangat untuk memperlihatkan tekad tidak dikalahkan oleh penembakan tanggal14 Februari lalu.
Sebagaimana diberitakan, pada Hari Valentine tersebut, seorang mantan murid berusia 19 tahun, Nikolas Cruz, memasuki sekolah dan melepas tembakan dengan menggunakan senapan semi otomatis AR-15 hingga menewaskan 14 murid dan tiga staf sekolah.
Insiden penembakan ini memicu kritik karena FBI dan polisi setempat tidak menindaklanjuti beberapa petunjuk tentang Cruz yang berbahaya dan polisi bersenjata yang berada di sekolah tidak langsung bertindak saat penembakan terjadi.
Gedung 12 di sekolah, tempat berlangsung penembakan, masih tetap ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. Kegiatan sekolah di hari pertama pembukaan dilakukan untuk menghubungkan kembali sesama murid dan guru serta untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Sementara itu anggota parlemen daerah Florida akan segera mengkaji rancangan undang-undang terkait dengan senjata api, yang membutuhkan pengesahan mereka dan Gubernur Rick Scott.
Salah satu pembatasan dalam RUU adalah pada tingkatan umur untuk membeli senapan laras panjang dari 18 tahun menjadi 21 tahun serta wewenang lebih banyak lagi bagi polisi untuk menyita senjata api dari orang yang menderita gangguan jiwa.
Sementara itu ada pula program sukarela sebesar US$67 juta atau sekitar Rp920 miliar guna mempersenjatai staf sekolah, termasuk guru, untuk menjamin mereka mendapat pelatihan dari aparat penegak hukum serta izin membawa senjata rahasia di kampus, seperti dilaporkan koran New York Times. (S-02)