Jeremia Sitanggang (kiri) saat menyaru sebagai zombie untuk menakut nakuti adiknya Naomi Sitanggang (kanan), Minggu (25/03/2018) di rumahnya | foto: L. Sianturi |
Sitanggang Pos
Hari Minggu merupakan hari libur, selain untuk menjalankan ibadah bagi umat Nasrani, hari Minggu juga diginakan sebagai hari yang tepat dalam mengisi kebersamaan dalam sebuah keluarga.
Usai menjalankan ibadah Minggu, seperti biasa, Naomi bersama abangnya Jeremia Sitanggang bermain-main di rumah manis (sweet home) mereka. Naomi berbaju kembang putih dan bersepatu merah.
Sementara, Jeremia dengan baju safari (kemeja) putih kotak-kotak dipasangkan dengan celana panjang penuh kantong diikat tali pinggang peninggalan ompungnya terlihat memasang mata agak dibuka lebar.
Melotot keluar dari pintu kamar menghampiri Naomi. "Grr...wo...ach....," keluar suara dari mulutnya sehingga mengejutkan Naomi.
Sebagai bapak, kulihat dengan seksama. Kupikir Naomi pasti berani, eh rupanya ketakutan. "Pak... Tolong, tengok abang," katanya memelas dan meminta bantuanku.
Do..., kupikir tomboy boruku ini. Namun ternyata dia (Naomi) wanita feminim penuh daya pikat. Dipeluknya aku, sembari menghindari abangnya yang dari tadi siap-siap menerkam dengan auman dan gigi taringnya yang ngga seberapa itu.
Sang Bapak siap melindungi putrinya | foto: selfie (ist) |
Sedikit mendekat dengan penuh kehati-hatian, Jeremia yang menyaru sebagai zombie menarik tangan adiknya. Tanpa di sadarinya, tanganku mulai mengelayut di atas kepala Jeremia.
Tap, kutangkap kepala Jeremia. Dia mencoba melepas dengan menarik tanganku. "Lepas, biar kugigit adek pak. Ecek-eceknya ini". Tak mau kulepas, jadi tanganku yang digigit si Jeremia.
Naik darahku, emosi ku memuncak, kukepal tanganku dan mau ku ayunkan. Tap, lagi-lagi tanganku di tangkap. Bukan Jeremia, tapi mamaknya sang Polisi Toba yang menangkap tanganku.
Akhirnya pertempuran antara Jeremia bersama Mamaknya melawan Naomi bersamaku sebagai bapaknya tak dapat dihindari. Dan sayang, kami mengakui kehebatan tim mereka berdua.
Aku kalah telak. Pasalnya Naomi sendiri berpaling dariku dan memilih memihak kepada mamanya. Hancur hatiku. Kalau sudah begini lebih baik menyerah.
Demikian kemeriahaan Minggu (25/03/2018) ini di gubuk kecilku. Kutuliskan ini sembari minum kopi, dengan harapan kelak ketika dewasa nanti, mereka paham, bahwa setiap kelakuan mereka berdua (Jeremia dan Naomi) selalu kutuliskan.
Sama seperti Bapa di Sorga, senantia menuliskan dan melukiskan rencana yang Indah kepada anak-anakNya. (Amin)