Sitanggang Pos - Washington, DC
Peluncuran rudal yang diduga rudal balistik antar benua yang dilakukan Korea Utara mendapat kecaman keras dari pihak Amerika Serikat.
"Amerika Serikat mengecam keras peluncuran rudal yang kemungkinan merupakan rudal balistik antarbenua oleh Korea Utara ke Laut Jepang, yang mengancam tetangga, kawasan, dan stabilitas global," kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, Rabu (29/11/2017).
Keinginan mereka (Korea Utara) untuk menembakkan rudal tanpa henti kata Tillerson harus dihentikan bersama.
"Masyarakat Internasional harus terus mengirim pesan yang kompak ke Korea Utara bahwa DPRK harus meninggalkan program WMD-nya (senjata pemusnah massal)," tambah dia.
Menurutnya, selain sanksi PBB, masyarakat internasional harus mengambil tindakan tambahan untuk meningkatkan keamanan maritim, termasuk hal untuk menunda lalu lintas maritim yang mengangkut barang ke dan dari DPRK.
Melalui pernyataan tersebut, Tillerson mengatakan bahwa AS dan Kanada akan mengadakan pertemuan United Nations Command Sending States.
Lebih jauh, pihaknya masih tetap mengedapankan opsi diplomasi daripada militer dalam merespons peluncuran rudal itu.
"Pilihan diplomati tetap bertahan dan terbuka, untuk saat ini. Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menemukan jalan damai menuju denuklirisasi dan untuk mengakhiri tindakan agresif Korea Utara," ucap Tillerson.
Informasi yang diterim, Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua pada 29 November 2017, sebelum pukul 03.00 waktu setempat.
Menurut Menteri Pertahanan AS, James Mattis, bahwa rudal tersebut mencapai ketinggian tertinggi dibanding misil yang pernah Korea Utara uji coba sebelumnya. Rudal tersebut meluncur hingga jarak hampir 1.000 km dan mencapai ketinggian 4.500 km. Setelah 53 menit mengudara, rudal itu jatuh di Laut Jepang.