Balon Bupati Dairi Parlindungan Sinaga saat menyampaikan visi dan misinya |
Sitanggang Pos - Sidikalang
Calon Bupati Dairi Parlindungan Sinaga terlihat memukau para hadirin saat memaparkan visi dan misinya di hadapan Tim Penjaringan Partai Gerindra, Kamis (31/08/2017) di Balai Karina Sidikalang.
Penampilannya ketika memberikan ide-ide dalam acara itu, setidaknya telah membuat para hadirin berubah dari situasi datar-datar saja menjadi situasi yang penuh gairah dan penuh gelak-tawa.
“Nang pe so sadia i, pinomat boi manuhor lipstik manang sigaret,” katanya tentang rencana pemberian honor bagi tenaga pengajar sekolah Minggu dengan besaran sekitar 250 ribu rupiah.
Kata ‘pinomat’ inilah awal dari perubahan situasi itu. Kata ini diucapkan gaya tersendiri yang memancing kejenakaan. Uniknya kata pinomat itu beberapa kali dilulangi pada pemberian contoh-contoh terhadap berbagai program yang kelak akan dilakukannya bila terpilih menjadi Bupati Dairi.
"Sepertinya soal visi, misi dan program tadi sudah disampaikan rekan saya tiga balon bupati sebelumnya. Dan tidak jauh beda dengan yang akan saya sampaikan. Namun walau demikian visi, misi dan program dari saya tetap akan saya sampaikan. Pinomat bisa semakin memperkaya bapak-ibu sekalian yang hadir di sini,” lanjut Parlindungan yang disambut denga gelak tawa peserta yang hadir.
Pria kelahiran Lae Pinang Sidikalang ini ternyata berhasil merubah suasana paparan visi, misi dan program Balon Bupati Dairi Partai Gerindra dari datar-datar saja menjadi cair dan bergemuruh. Bahkan Ketua Partai Gerindra Dairi Parlemen Sinaga tampak tidak bisa menahan suasana hatinya untuk tidak terpengaruh.
Meski demikian, mantan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Mandailing Natal ini tidak selalu kocak, ada kalanya dia juga terlihat serius.
Program Presiden Joko Widodo tentang “Indonesia Terang” yang turut dijadikannya programnya kedepan, dipaparkan dengan penuh keseriusan.
"Saya jamin, bila saya jadi Bupati Dairi maka Dairi juga akan ikut terang. Jangan pula ‘Indonesia terang’ tetapi Dairi tidak terang. Apa memang Dairi bukan bagian dari Indonesia lagi?”, katanya dengan mimik serius.
Mengenai program ini Parlindungan mengaku telah mengunjungi Kecamatan Tanah Pinem kira-kira setahun yang lalu. Selain infrastruktur yang jauh dari mumpuni, juga aliran listrik juga belum menjangkau beberapa desa.
"Coba bapak-ibu bayangkan. Dari Sidikalang kami berangkat jam 9 pagi menuju daerah Alur Subur. Kami baru tiba di daerah itu jam 7 malam,” ucapnya mengingat.
Diceritakannya, dalam satu kesempatan pertemuan sebelumnya, dirinya menyebutkan bahwa saat mereka tiba, penerangan listrik PLN belum ada.
"Maka kalau Dairi mau terang, pilihlah saya!” pungkasnya dengan tegas.
Oleh: TPS/S-01