Seng seorang warga pangururan diterbangkan angin puting beliung |
Kerasnya tiupan angin di Samosir, ahad (26/08/2016) membuat puluhan seng lepas dari atap bangunan baik rumah maupun atap kios dagangan warga. Kejadian itu terjadi mulai pagi sekitar pukul 07.00 Wib hingga sampai berita ini dimuat, angin kencang masih berlangsung meski tidak sekuat beberapa jam yang lalu.
Seorang warga pangururan, T. Naibaho mengaku angin keras yang bertiup itu telah mengangkat 4 seng dari atap kiosnya. "Ada empat seng yang terbang, angin tadi memang sangat keras. Angin berputar seperti ada pusarannya ditengah," kata warga tanah lapang itu.
Dilokasi yang sama, L. Boru Sianturi juga menjadi salah satu korban kerasnya angin puting beliung itu. Seluruh atap dapur tempat dimana ia masak terangkat dihantam. "Semua atap dapur diangkat, dapur jadi terang benderang tanpa atap. Ada sebanyak 10 seng yang terangkat," katanya sedih.
Pantauan sitanggang.net, beberapa atap rumah juga ikut terkena hantaman angin tersebut. Seperti di jalan putri lopian, tanah lapang dan di pusat pasar. Selain merusak bangunan, angin keras menggangu pengendara yang sedang melintas, khususnya jalan yang berada di tepi pantai danau toba.
Helbos Sitanggang salah seorang tokoh pemuda di Samosir menghimbau warga, supaya tetap waspada terhadap cuaca ekstrim yang melanda samosir. "Cuaca ini tidak menentu, kita harus tetap waspada. Apalagi saat ini memasuki perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan," imbuhnya.
Tentang membakar sampah lanjut dia, agar berhati-hati. Harus diawasi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. "Angin kan kencang, jadi supaya api tidak merembet karena angin, harus dijaga dan diawasi," kata Sekretaris KWRI Samosir itu.
Beberapa bulan terakhir, kemarau dilanda musim kemarau berkepanjangan, hal itu membuat air danau toba pun menyurut beberapa meter dari bibir pantai, bahkan terusan tano ponggol saat ini hampir kering.