Ilustrasi anak pubertas | Net |
Sitanggang.net
Samosir - pernahkah anda baik istri maupun suami seolah merasa jatuh cinta kembali, atau seakan kembali muda dan ingin mengulang kembali masa-masa muda seperti dulu?
Setelah mengalami hal demikian pasti anda mengira bahwa apa yang dirasakan tersebut adalah merupakan gejala puber kedua. Namun ternyata perkiraan kita bahwa merasakan puber sebagaimana dialami para remaja yang sering disebut orang puber kedua ternyata tidaklah benar.
Memurut para ahli, manusia hanya akan mengalami masa-masa puber sebanyak satu kali. "Hal itu tak benar, selama hidup puber yang dialami pria dan wanita hanyalah sekali, itulah pada masa akhil balig" kata Dr. Rumpi Selton saat berbincang-bincang dengan Sitanggang.net Sabtu (30/04/2016) di Pangururan.
Sebagaimana dirasakan anak remaja, masa puber merupakan suatu kondisi dimana perasaan berubah mulai dari perasaan hati dan emosional hal itu disebabkan pengaruh hormon-hormon seksual yang mulai berkembang, organ reproduksi juga semakin matang sehingga berpengaruh kepada kejiwaan dan juga emosi diri pada anak.
Kemudian perubahan hormon pada anak tidaklah sama dengan perubahan sikap pada orang dewasa atau seorang suami/istri saat terlibat secara emosional dengan lawan jenisnya.
Perubahan itu, kata Pria yang sedang berwisata ke Samosir itu, bukanlah kondisi pubertas, namun bisa jadi adanya persoalan-persoalan intern dalam keluarga, sehingga adanya keinginan untuk mencari sesuatu yang "baru" yang memang belum didapatkannya dari pasangan masing-masing.
Contoh, seorang pria yang juga seorang suami tiba-tiba bertindak bak seorang remaja yang baru kasmaran, melakukan tindakan perubahan diri dengan cara mulai berpakaian rapi/seksi, atau mulai jarang pulang ke rumah walau tidak ada kerjaan mendesak (lembur), kadang bernyanyi sendiri, bersiul atau lainnya seolah dirinya sedang merasakan pubertas. Begitu juga sebaliknya seorang istri melakukan tindakan-tindakan yang mirip seorang ABG, merias diri secara berlebih, pergi tanpa ijin dan agak tertutup.
Hal itu bukanlah sebuah tanda bahwa istri atau suami sedang mengalami pubertas, namun ada sesuatu yang mengarah kepada perselingkuhan. Meski demikian lanjut Rumpi, ada latar belakang penyebab dari perubahan itu.
"Umumnya, karena persoalan perhatian. Jika suami kurang diperhatikan ataupun istri kurang diperhatikan, sudah sifatnya pasti mencari perhatian. Apalagi tiba-tiba jika ada lawan jenis yang memberikan perhatian lebih," kata Rumpi.
Selain itu persoalan kepercayaan diri karena telah menua, jika pada perempuan ada istilah Manopause, untuk pria disebut dengan masa Andropause. Tentunya pada masa itu ada perubahan secara fisik pada tubuh, katakanlah seperti semakin gemuk, tua, botak dan juga raut wajah semakin keriput.
"Ini juga penyebab, membuat orang dewasa seperti terlihat puber, padahal sebenarnya mereka berusaha bagaimana caranya mrngembalikan kepercayaan diri mereka dengan cara berdandan ataupun merias diri," jelas Rumpi.
Untuk itu kata dia, kondisi puber kedua tidak ada dalam istilah kesehatan. Masa puber hanyalah terjadi sekali dalam hidup, semuanya itu terjadi bukan karena perubahan-perubahan hormon, namun adanya persoalan duniawi yang mengundang diri berbuat seolah dirinya masih mampu atau barangkali hanya sekedar menunjukkan bahwa kita masih mampu berbuat seperti masa muda.
Jadi jangan salah menilai kondisi pubertas, jangan menganggap bahwa itu permintaan hormon tubuh sehingga mengkambing hitamkan istilah puber kedua, padahal dasar perubahan itu karena persoalan-persoalan duniawi, seperti kurangnya perhatian antara suami istri, adanya keinginan tampil lebih dari wanita atau pria lain dan yang lainnya.